dakwatuna.com - Tulisan ini berhubungan terinspirasi dengan iklan yang lagi ngepop di Televisi, ”Iklan 1000 mawar untuk Mawar”.
Populer sekali iklan itu, hampir semua penonton televisi hafal dan
ingat. Betapa kerasnya perjuangan sang pemuda dalam iklan tersebut
memenuhi keinginan atau syarat yang diberikan oleh orang tua di gadis.
Ternyata kisah penolakan ayah sang gadis dan syarat yang diberikannya
menginspirasi banyak orang membantu memuluskan keinginan sang pemuda
untuk memacari Mawar. Singkat cerita, 1000 mawar berhasil
dikumpulkan. Dengan diantar ratusan orang sang pemuda akhirnya dengan
senyum kemenangan mendatangi rumah sang gadis menunjukkan 1000 mawar
yang berhasil dikumpulkannya. Sang ayah tak mampu berbuat apa-apa dan
tampak ekspresi ketidakpercayaan di wajahnya, bagaimana mungkin pemuda
ini bisa mengumpulkan 1000 mawar dalam waktu yang cepat, bahkan diantar
oleh ratusan orang. Sementara sang Mawar tertawa kegirangan, pacar yang
diidamkannya berhasil mengumpulkan 1000 mawar yang disyaratkan bapaknya.
Akhirnya “lamaran” berpacaran pemuda diterima Mawar dengan senang hati.
Selesailah iklan itu dengan senyum kemenangan pemuda dan ekspresi
kepuasan orang-orang yang membantunya. Dan sangat mungkin penonton iklan
itu tersenyum melihat adegan-adegan dalam iklan tersebut.
Sebenarnya
Iklan ini sungguh luar biasa, mengajarkan kepada kita tentang
nilai-nilai perjuangan yang mesti dilakukan untuk meraih setiap yang
kita inginkan. Mungkin terinspirasi kisahnya Roro Jonggrang, Sangkuriang
dan kisah-kisah semisalnya zaman dahulu. Namun sayang, kisah heroik
dari iklan tersebut bukanlah kisah yang dipenuhi dengan nilai-nilai keteladanan
yang diajarkan agama. Pemuda tersebut hanya punya komitmen untuk
berpacaran, sebuah ikatan semu yang tak ada tuntunannya dalam agama.
Kisah cinta yang dipolesi dengan nafsu syahwat dan rayuan-rayuan
syaitan. Kisah cinta yang tidak diikat dengan perjanjian yang kuat.
Kebanyakan berakhir tragis ke lembah perzinahan. Kisah cinta yang
dibumbui dengan kemaksiatan-kemaksiatan yang tak berkesudahan. Beda
ceritanya ketika 1000 mawar yang dikumpulkan itu adalah mahar yang mesti
diperjuangkan oleh pemuda untuk memperisti sang wanita. Walaupun saya
tak yakin apakah mahar itu mampu bertahan lama…hehe….
Sebagai pemerhati masalah sosial remaja, saya menyarankan kepada mawar di iklan tersebut dan tentunya mawar-mawar
yang lain agar menjaga dirinya baik-baiknya. Masak hatimu hanya
dihargai dengan 1000 mawar? Terus saya juga menyarankan kepada para mak comblang dalam
iklan di atas agar melakukan hal yang lebih heroik dari sekedar
memuluskan langkah teman-teman, sahabat dan kenalannya untuk berpacaran
menjadi mak comblang yang menjadi jalan menuju jenjang
pernikahan. Jangan bantu orang lain bermaksiat, yakinlah engkau akan
kecipratan maksiat yang dilakukan orang tersebut.
Terakhir buat
mawar, jika suatu saat siap menerima pinangan dari seorang laki-laki
kamu bisa buat persyaratan seperti mesti hafal 1000 ayat Al Qur’an, 1000
hadits, dan 1000 kata-kata mutiara. Atau kamu bisa juga mensyaratkan
telah membaca 1000 buku, membuat 1000 tulisan, memiliki 1000 impian ke
depan, mengerjakan 1000 amalan kebaikan, 1000 dinar emas atau 1000
kambing atau onta. Insya Allah persyaratan mahar seperti ini jauh lebih
langgeng dan bermanfaat daripada 1000 mawar yang akan layu dalam waktu
sehari dua hari. Selamat mempertimbangkan para mawar, jangan
pernah terinspirasi dengan mawar yang di iklan televisi. Karena engkau
adalah makhluk mahal yang hanya pantas dijemput oleh pria berkepribadian
mahal.
Selamat menjadi mawar yang mahal! (^_^ ).
Senin, 26 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar