Selasa, 02 Oktober 2012

Siapa yang pakai baju batik hari ini? Ayo tunjukkan dengan share atau kasih komentar.

Ini Hari Batik Indonesia lhoo...

Tulang Rusuk Tidak Akan Pernah Tertukar

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala. Kita memuji, memohan pertolongan, dan meminta ampun kepadaNya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa ta’ala maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang bisa menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan RasulNya.



Dari Kutip dari sebuah catatan saudari saya. Sebuah catatan yang berisi tentang curhatan seorang akhwat yang mana berada dalam kegelisahan karena ada seorang ikhwan yang mengungkapkan cinta kepadanya. Berikut isi catatannya,



Kau bilang “ana akan ta’aruf dengan ukhti beberapa tahun lagi ketika ukhti sudah lulus”



Buat apa kau katakan itu skrg akhi…



Jika belum siap adalah jawabannya,, lalu kenapa harus kau katakan rencanamu itu padaku..



Tidak taukah engkau,, kata2mu itu bisa menggoyahkan kekokohan iman yang sedang susah payah ku bangun..



Lalu ketika kau bilang “ana ingin jaga hati ana untuk ta’aruf dengan ukhti nanti”



Lantas, apakah dgn kau bilang begitu dan sering menelfonku itu artinya tidak mengotori hatimu?



Kau memang sudah seharusnya menjaga hatimu sampai tiba waktunya nanti untuk kau berikan seutuhnya kepada wanita yang berhak.. tapi kan belum tentu wanita itu aku…



Ketika kau bilang.. “ati2 ya di sana.. jaga diri baik2..”



Bukannya aku ga suka diperhatiin dan dijagain..



Tp cukuplah Allah yg menjagaku..



Dan tanpa kau bilang begitu pun aku akan berhati2 di sini dan menjaga diriku dengan baik untuk suamiku nanti.. dan itu belum tentu kau..



Ketika kau bilang “ana harap ukhti tidak ta’aruf dengan org lain sebelum ana”



Kurang jelaskah jawabanku,, aku tidak bisa menjanjikan apa pun.. karena aku tak tau apa yang akan terjadi padaku nanti…



Sebuah kutipan yang perlu kau ketahui:



Wahai akhwat, jika datang kepadamu laki-laki baik-baik yang melamarmu, maka bisa jadi dialah pangeranmu.



Wahai ikhwan, jika gadis pujaanmu telah dilamar orang, maka lupakanlah. Karena bisa jadi dia bukan permaisurimu.



Aku yakin kau tau janji Allah.. laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik..



Maka kalau memang nantinya kita tak berjodoh,, ya itu artinya barangkali aku tak cukup baik untukmu.. pastinya ada wanita lain yang baik untukmu..



Dan yakinlah… kalau memang aku bukan tulang rusukmu,, maka apa yang kau rencanakan itu tak akan pernah terjadi…



Dan jika aku ini tulang rusukmu, maka tanpa kau minta aku untuk tidak ta’aruf dengan orang lain pun, aku akan tetap jadi pendampingmu..



Karena ku yakin,, tulang rusuk tidak akan tertukar..



Dari catatan diatas, secara global dapat diambil 3 pelajaran berharga antara lain,



1. Untuk para ikhwan, Janganlah tergesa-gesa mengungkapkan cinta kepada seseorang yang kita cintai. Apalagi bila belum siap lahir dan batin, janganlah ungkapkan cinta kepada lembutnya hati seorang akhwat. Tergesa-gesa tidak akan menyelesaikan masalah dan hanya memperburuk keadaan. Oleh karena itu bersabarlah dalam perkara ini dengan perkara-perkara yang ma’ruf. Mulai dari menyibukkan diri dengan majelis ilmu. Setiap orang butuh ilmu untuk beramal. Keluarga yang kita pimpin nantinya juga membutuhkan pendidikan agama yang sesuai dengan penafsiran para sahabat. Perkara ini juga adalah tanggung jawab kita yang mana akan ditanya Allah ta’ala tentang kepemimpinan kita di dalam keluarga kelak. Bagaimana jika seorang pemimpin di dalam keluarga jauh dari Al-Qur’an dan As-sunnah?? Na’udzubillahi min dzalik. Sabar dalam hal ini juga bisa dengan melakukan puasa. Tatkala seseorang niat dan bersungguh-sungguh berpuasa maka dia akan menjaga dirinya dari perkara-perkara yang membatalkan puasa dan yang menghilangkan pahala puasa, salah satunya adalah menjaga timbulnya syahwat yang mengotori hati. Allah berfirman,



“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS. Al-baqarah: 45)



Untuk para akhwat, janganlah berlembut-lembut hati dalam menyikapi cinta yang diungkapkan ikhwan kepadamu sehingga terjerumus ke dalam perkara yang tidak diridloi Allah ta’ala yang biasa disebut dengan pacaran, bermesrahan, dsb yang mana hakikatnya adalah mendekati zina (Secara maknawi). Allah berfirman



“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra: 32)



Cara penyampaian menolak hendaknya dengan cara yang baik. Tatkala ada ikhwan yang mengungkapkan cintanya kepadamu dan ikhwan tersebut belum siap lahir dan batin maka tolaklah dengan cara yang baik, yang disyariatkan Allah dan rosulnya. Allah berfirman,



“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”(QS. An-nisa’: 36)



2. Hendaknya mempersiapkan diri secara lahir dan batin sebelum mengungkapkan cinta kepada lawan jenis.



3. Jodoh tidak akan pernah tertukar karena telah ditentukan oleh Allah ta’ala sejak kita di dalam kandungan. Maka dari itu janganlah khawatir jodoh kita diambil orang. Berbuatlah yang terbaik sesuai dengan Al-qur’an dan As-sunnah, jalinlah silaturakhim sesuai syariat, maka jodoh yang baik pula kelak akan menjadi milik kita. Allah berfirman,



“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk yang keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….” (QS. An-nuur: 26)



Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Semoga kita senantiasa dijauhkan oleh Allah ta’ala dari fitnah syahwat dan rasa khawatir jodoh kita diambil orang. TULANG RUSUK TIDAK AKAN PERNAH TERTUKAR, JODOH TIDAK AKAN PERNAH TERTUKAR.



Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...



Salam Terkasih ..

Dari Sahabat Untuk Sahabat ...



... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...



~ o ~



Salam santun dan keep istiqomah ...



--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Jumat, 08 Juni 2012

Berlomba dalam Kebaikan

  Keimanan kita bukan sekadar ucapan, ritual, dan gerakan lahiriah saja yang menandakan keyakinan kepada Allah. Akan tetapi, keimanan juga adalah menjalankan semua perintah Allah dan berlomba-lomba dalam kebaikan dengan salah satunya menginfakkan harta di jalan Allah.

- Handphoneku yang silver bernyanyi lagi dengan menandakan bahwa pesan masuk telah diterima dia adalah Ochie sahabat baruku yang kemarin menikah:

Assalamu’alaykum. Arin, ada info lomba artikel ni mau ikut ndak?

Aku langsung reply.

Mau… Mau temanya tentang apa ukht?? Dengan disisipi picture senyum.

Kemudian sahabatku balas.

Population, Food, Environment, Energy, and Ecology.

Tapi Rin deadline besok lohhhh!!!!

Aku reply lagi. Gubrak. Keburu gak yahhh Ochie?

Semangat!!!! Balasan sahabatku.

Oke syukron ukht atas infonya.

Aku langsung menyalakan laptop ku yang berwarna merah maroon, dan ku awali bissmillah setiap memulai ibadah. Pukul sembilan malam lebih lima belas menit Arin dengan khusyu mengerjakan artikelnya yang baru dikasih tau sahabatnya itu dengan deadline besok harus segera dikumpulkan di ditmawa (direktorat kemahasiswaan). Hobinya menulis sejak ia tekuni saat sma dulu. Memang cita-citanya ingin menjadi penulis best seller seperti Mbak Asma Nadia yang bukunya laris terjual selain menjadi dosen. Pengalaman kegiatannya lumayan cukup banyak dalam dunia menulis, namun Arin masih belum bisa produktif melakukan menulis seperti penulis umumnya yang selalu menghasilkan karya yang hebat dan luar biasa, seperti temanku Novita tulisannya sudah di mana-mana ada yang di media cetak maupun online bahkan sudah dijadikan buku. Karena kesibukan juga sebagai mahasiswa yang selalu banyak tugas akhirnya ia menulis sekadar hanya ada lomba saja baru ia menulis. Ugghh… batinku kesal. Ia sempat termenung dan berharap bisa memperbaiki waktunya untuk menulis.

Menurut Bunda Helvy Tiana Rosa dalam memberikan motivasinya kepada penulis saat mengisi seminar bulan lalu di Depok UI. Ada kata-kata indah yang membuat aku takjub sampai sekarang adalah “menulislah sebelum kau mati,” kemudian kata-kata dari Pramoedya Ananta Toer yang membuat aku kagum dan terus menulis adalah “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah”. Karena karya-karya terbaik kita akan terus diingat sampai kapan pun walau kita nanti akan menghadapNya cepat atau nanti pasti akan meninggalkan dunia. Menginspirasi banget bukan? Aku juga ingin memiliki kebermanfaantan seperti beliau dengan karya-karyanya yang memberikan inspirasi bagi diri pribadi dan juga orang lain agar terus harum dan mewangi namaku nanti. Aamiin Ya Robba’almin.

“Fokus… Semangat… Semangat, “ Batinku menyemangati.

“Lumayan kan hadiahnya, kalau aku menang, bisa di infaqkan uangnya untuk yang membutuhkan. Aamiin Ya Allah.” Arin bersemangat dan fokus dalam artikelnya.

Ahad sore kemarin di Rumah Allah dengan gerimis yang sangat. Murabbiku menyampaikan materi halaqahnya tentang “membiayai dakwah dengan harta kita”. Subhanallah jika harta yang kita punya dimanfaatkan untuk dakwah maka Allah akan melipatgandakan harta kita dan Allah akan mencukupi kehidupan kita sehari-hari. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh para sahabat, wahai Rasul kepada siapakah kami harus berinfaq? Mendengar pertanyaan dari para sahabat, Rasulullah menjawab. “Segala sesuatu yang kalian infaqkan dari kebaikan berilah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, fakir miskin dan ibnu sabil.” Pada masa Rasulullah SAW para sahabat berbondong-bondong untuk berinfaq, bahkan sampai-sampai Abu Bakar Siddiq menginfaqkan seluruh hartanya di jalan Allah, setelah Rasulullah mendengar hal tersebut, lantas Rasulullah bertanya kepada Abu Bakar, “Wahai sahabatku jika engkau menginfaqkan seluruh hartamu lalu apa yang kamu punya?” Tanya Rasul. Abu Bakar menjawab, “Aku masih memiliki Rasulullah, kekasih Allah”. Mendengar jawaban Abu Bakar Rasulullah langsung memeluk Abu Bakar dan berkata; Engkau bersama ku di Surga.

Subhanallah kepribadian Abu Bakar membuat kita ternganga dan terpesona akan manisnya kebaikan beliau. Semoga kita bisa melakukan demikian yang dicontohkan sahabat Rasulullah itu. Bahkan Umar saja tak mampu untuk menandinginya karena Umar hanya merelakan setengahnya saja dalam menginfaqkan hartanya.

Allah SWT berfirman. Siapakah di antara manusia yang mau membelanjakan (menginfaqkan) hartanya di jalan Allah, niscaya benar-benar akan Aku ganti. “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah ayat 261).

Pada saat materi halaqah juga dijelaskan bahwa harta kita bukan hanya materi saja, melainkan juga waktu luang kita, kesehatan kita, orang tua kita yang selalu mendukung apa yang kita kerjakan, saudara kita yang senantiasa memudahkan kita untuk melakukan kerjaan baik di waktu senang dan duka itu termasuk kemudahan kita untuk melakukan kebaikan.

Alhamdulillah tak terasa pukul setengah dua belas malam artikel ku sudah finish dan tinggal dikumpulin besok di rektorat bagian kemahasiswaan IPB. Akhirnya mataku terpejam sesaat. Pukul tiga malam aku terbangun untuk menunaikan shalat malam dengan tenang, dan khusyu untuk mendekatkan diri kepadaNya. Sejuknya saat itu dengan air mata yang membasahi wajahku di saat aku bermunajat kepadaNya. “Salah satu doaku adalah “Ya Allah aku ingin menyampaikan kebaikan melalui tulisanku ini, semoga Engkau meridhai apa yang hamba lakukan. Aamiin.

Saat aku meminta padaNya, aku pun teringat dan terenyuh ketika sahabatku membacakan surah Al Hasyr ayat 18 dengan segala firmanNya yang Mahabenar.

“Wahai orang-orang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (AKHIRAT), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Mari saudaraku berlomba-lomba menuju kebaikan!



Termotivasi dengan materi halaqah kemarin, semoga memberikan manfaat untuk kalian yang membaca. Aamiin ya Robbal’alamin.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/20983/berlomba-dalam-kebaikan/#ixzz1xBa0C45e

>>> Kera-Kera Keladi >>>


Sssstttt… ada benang merah lagi yang kita temukan, dan juga kita bakal menemukan mutiara di dalam lumpur. Yuk, sebentar saja kita sempatkan berburu. Keep spirit…

Semasa kecil berulang kali kita mendengarkan cerita tragis si kera usil. Yang pada suatu hari ia berjalan-jalan di pinggiran hutan dekat dengan jalan setapak. Cuaca senang, sepertinya sedang berpihak padanya saat itu, ia menemukan sebuah perkebunan aren milik seorang petani. Berlanjut dengan ide cerdik, licik dan jahilnya muncul untuk memanen aren yang ada di kebun tersebut. Ember, pisau, tali dan segenap peralatan penyadapan sudah ada di pojok kebun, yang mana sering digunakan pak Tani untuk memanen air sadapan aren.

Siikkk Assiikkk… Ssiikk Asssiiikk.. Itulah yang memenuhi pikir dan perasaan si kera. Tak perlu bersusah payah menanam ataupun merawat namun pada akhirnya bisa merasakan hasil panenannya. Lancar, sampai ia menanti ember yang dibawanya itu penuh dengan air sadapan ia tunggu sembari tidur-tiduran di atas pohon. Tepat di depan posisi ember. “Yuhu, pasti ember sudah penuh dan bisa kujual ke pasar, dan aku akan mendapatkan uang darinya”. Lagi-lagi pikiran cari untung sendiri masih melingkupi pikirannya.

Angan yang semakin panjang, ditemani angin yang mendayu lirih perlahan mengantarkannya pada tidur dan mimpi-mimpi indah. Hingga akhirnya “Brukkk” terulang suara serupa yang lebih ringin “bruk”, “Adduuuuuhhh, mimpi apa ini?” teriak si kera dengan lantangnya. Ya, ia terjatuh. Maka spontan pak Tani datang dan meringkus si kera. Singkat cerita, ia lantas diadili oleh pak Tani. Jengkel, bahagia, marah, syukur dan semuanya tertumpah jadi satu. Kera ini harus dihanguskan.. ckckckc. Tragis. Inilah akhir hidup dan perjalanan si kera. Kandaslah cita-citanya untuk menjadi kaya dengan berjualan air sadapan aren, dan hilanglah sudah mimpi-mimpi besarnya.

Kesimpulan singkatnya, karena si kera melamun sampai ia tertidur, ia lalai dan semakin lengah oleh terpaan angin lirih yang mendayu sepoi-sepoi. Terjatuh dan jatuh pula mimpi-mimpinya, karena kera masih menganut paham “mimpi di siang bolong”. Tidak syah, halal dan realistis. Poor you ^^

Ini mungkin mutiaranya..

Memang, tidaklah tepat kalau kita menjadikan kera sebagai acuan. Karena dulu pun ketika mbah kakung (jawa: kakek) Charles Darwin mengemukakan bahwa kita adalah keturunan kera, berduyun-duyun pada tidak terima, sampai dengan hadirnya sanggahan dari Ust.Harun Yahya membantu menguatkan pijak sanggahan tersebut. Serentak kita tidak menyepakatinya. Namun bukankah Allah menciptakan segala sesuatu itu tidak untuk disia-siakan? Pasti semua berhikmah, berpetuah dan akan ada pelajaran kalau kita mau terbuka dan mencoba memahaminya. Okey? Siap dan semangat? Lanjutkan!

Celetukan yang akan digumamkan orang ketika mendengar atai membaca kisah di atas adalah, “harusnya kera tersebut tidak mencuri, tapi ijin pada yang punya kebun dan jangan mengharap atas apa yang bukan menjadi hak miliknya serta tidak sewajarnya ia panjang angan-angan dan kemudian terlena atas keadaan.

Amati-Tiru-Modifikasi. Konsep ATM masih diberlakukan di sini.

Karena baik, maka pilihlah

“Mereka menanyakan kepadamu; apakah yang dihalalkan bagi mereka? ‘katakanlah: “dihalalkan bagimu yang baik-baik” (QS. Al Maidah: 4)

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik….” (QS.Al Maidah: 5)

Tanamkanlah, bahwasanya memang hanya yang halal saja yang boleh. Hanya yang baik saja yang halal. Maka, ayo, terapkanlah pola mendengar dan kemudian taat. Jika berharap kebiakan (termasuk di dalamnya adalah kesuksesan dan kebahagiaan) maka gunakan jalan yang baik sesuai yang diaturkan untuk kita. Apalagi kalau bukan al Qur’an dan as Sunnah?

Berangan-angan dan punya mimpi, itu adalah hak dari semua orang. Dengan punya mimpi, maka diharapkan akan ada ikhtiar yang digunakan untuk meriaihnya, mimpi-mimpi akan menjadi motivasi tersendiri dalam bergerak. Hanya saja dalam ranah angan dan mimpi, kita akan menjumpai beberapa tipe manusia.

1. Tipe pesimis

Di mana manusia yang mimpinya lebih kecil daripada kesempatan yang ada. Ia tak mau menanggung banyak resiko atas kegagalan dan kekecewaan.

2. Tipe realis

Di mana manusia yang menyetarakan antara kesempatan dan impian. Ia lebih memilih tinggal dalam nuansa yang flat (datar)

3. Tipe idealis

Jika kesempatan itu ada 10, maka dia akan membuat 15 mimpi atau bahkan lebih. Di mana 10 mimpi ia penuhi dengan kesempatan, namun dia juga akan mengikhtiarkan untuk menemukan 5 kesempatan baru guna mengejar 5 targetan mimpi tertinggalnya. Ia akan berusaha untuk mencari peluang, ia akan bekerja keras melewati tantangan. Karena idealisme yang mengantarkan orang semacam ini pada kerja keras dan kerja cerdas.

Pilihan tipe mana yang hendak digunakan dan perlu diingatkan bahwasanya setiap tipe juga akan memiliki resiko tersendiri, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Intinya “seimbangkan anganmu dengan ikhtiarmu”.

Dan bersiap siagalah…

Ibnu Abbas RA berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “awal dari perkara ini adalah nubuwah dan rahmat, kemudian khilafah dan rahmat. Setelah itu akan muncul raja dan rahmat, lalu penguasa dan rahmat, kemudian mereka saling melukai sebagaimana keledai saling melukai. Oleh karena itu, hendaklah kalian berjihad. Dan sesungguhnya, jihad paling utama adalah ar ribath (besiap-siaga). Ribath kalian yang paling utama adalah di ‘asqalaan”.

Dan masih ingatkan kita, sebagaimana dalam surat cinta yang selalu kita baca “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. (QS. Ali Imran: 200)

Tidak pernah ada nasehat atau pesan “jangan hati-hati ya, nanti kamu jatuh saja ya di jalan!” atau pesan-pesan senada yang lainnya. Yang ada justru pastilah pesan bagaimana kita terus melangkah dengan penuh kehati-hatian, penuh kewaspadaan dan tersu bersiap siaga. Dengan siap siaga akan menghadirkan penjagaan yang ketat, dengan siap siaga suatu kelalaian dan kelenaan tidak akan dengan mudah menghampiri terlebih menyapa, kapanpun dan di manapun tetaplah bersiap siaga….

Pilih jalan yang baik, terus pertajam mimpi dan kuatkan ikhtiar serta bersiap siagalah. Jangan sebatas mengharap layaknya kera dalam cerita. Jika si kera sudah jatuh karena kesalahannya, maka sungguh tak layak jika kita hanya mendengar lantas mengulang kesalahan tersebut. Maka, ikhwah, ayo bangkitlah karena kita bukanlah kera. Kita bukan kera-kera keladi itu.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/20946/kera-kera-keladi/#ixzz1xBYfVSAh