Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
...
Istri saya dan Kakak perempuan saya, setali tiga uang. Cocok sekali,
dalam istilah sundanya “nurup cupu”. Istri saya biasa dipanggil mommy
dan kakak perempuan saya biasa dipanggil Bunda. Jika berbelanja sesuatu
mereka selalu menunggu saat ada program bonus atau diskon khusus.
Maklum zaman sekarang di mana-mana program bonus dan diskon selalu ada
setiap bulan, dari mulai paket bundling, buy 1 get 1, up to 70% sampai
dengan bonus umrah dan lain sebagainya. Program pun tidak perlu menunggu
momen-momen tertentu, seperti saat lebaran atau tahun baru, tapi ada
saja program sepertinya setiap bulan adalah season sales (musim
belanja).
Seluruh produk dari mulai makanan sampai alat
relaksasi dikemas sedemikian rupa agar tampak elok. Awalnya sebuah
produk diberi polesan agar tampak menarik, ditambahkan kosmetik agar
terlihat cantik dan dibungkus agar tampak apik, namun akhirnya seperti
paket 3 in 1, berhadiah langsung, undian tahunan sampai dengan paket
wisata dan lain sebagainya.
Sangat sulit pada saat ini dapat
menentukan atau mengetahui isi dari sekedar melihat kulitnya. Seperti
pada buah-buahan saja contohnya, mungkin dulu buah-buahan tidak pernah
“dipaksa” berbohong, karena kalau pada saat ini buah-buahan pun dipaksa
untuk matang sebelum waktunya, dikarbit, dipeuyeum (dalam bahasa sunda),
diberi formalin, ditambahkan zat kimia, tidak terlalu penting rasanya,
yang penting terlihat matang, sedikit manis cukup sudah, layak jual.
Instan dan menguntungkan. Masya Allah.
Kemasan ini semacam
perhiasan yang membuat tutup menjadi cantik, bungkus menjadi menarik.
Namun siapa yang tidak menyukai perhiasan? Dunia ini penuh dengan
perhiasan dan dunia sendiri adalah perhiasan.
Begitu banyak
manusia yang “mengejar dunia”. Berorientasi hanya pada dunia,
seakan-akan akhirat itu tidak exist/ada. Padahal Allah telah menyatakan
bahwa kehidupan akhirat itu sebenarnya jauh lebih baik. Sebagaimana yang
disebutkan dalam ayat, “Tetapi kamu (orang-orang kafir) lebih memilih
kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih
kekal.” (QS. Al A’la, 87 : 16-17)
Dalam buku nasihat-nasihat
Imam Ghazali Dunia diperumpamakan seperti nenek-nenek jelek yang
menutupi wajahnya dan memakai pakaian bagus, indah dan cantik untuk
menguji manusia. Jika penutup wajah dan kerudungnya dibuka dan ditarik
kain yang dipakainya, maka manusia yang telah mencintainya akan menyesal
ketika menyaksikan buruknya rupa dunia.
Dalam sebuah riwayat
diceritakan, bahwa pada Hari akhir nanti, dunia akan didatangkan dalam
bentuknenek-nenek tua yang jelek, bermata biru, berwajah keriput, dan
mempunyai banyak taring. Jika manusia melihatnya, mereka berkata, “Aku
berlindung kepada Allah dari makhluk jelek dan buruk ini.''
Kemudian dikatakan kepada mereka, “Inilah dunia yang karena gara-gara
dia kalian saling membenci dan menumpahkan darah tanpa alasan yang
benar. Gara-gara dia kalian putuskan tali silaturahim (tali
kekeluargaan), dan kalian tertipu oleh perhiasannya.”
Kemudian,
nenek-nenek jelek (jelmaan dunia) itu dimasukkan ke neraka. Nenek-nenek
jelek itu berkata, “Tuhanku, dimanakah orang-orang yang mencintaiku?”.
Maka merekapun (orang-orang yang mencintai dunia) dipanggil dan
dimasukkan ke dalam neraka jahanam.
Dan banyak lagi ayat yang
menjelaskan betapa besarnya kecintaan manusia terhadap dunia.
Sebagaimana ayat: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga).”(QS. Ali Imran, 3 : 14)
"Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai
perhiasan baginya, untuk kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang
terbaikp erbuatanya."(QS. Al Kahfi, 18 : 7)
Inilah zaman
ke-emasan kemasan. Zaman praktis, zaman all in one, zaman instan, zaman
banyak orang tertipu, menipu dan ditipu oleh kemasan. Isi, substansi,
kedalaman, proses kematangan perlu diagendakan ulang. Dan kita mestilah
berhati-hati.
Karena kita, manusia memang cenderung menyenangi
kemasan, perhiasan. Kita pun ingin selalu tampil baik dengan kemasan
tentunya, dengan perhiasan, seperti baju dan lainnya. Karena itu sering
kali kita diingatkan bahwa sebaik-baiknya pakaian adalah taqwa. (QS. Al
A’raaf, 7 : 26).
Dan ketika kita mengemas diri dalam bersolek
maupun berdandan. Bacalah do’a “Ya Allah, sebagaimana Engkau telah
memperindah kejadianku, maka perindah pula akhlak (budi pekerti)-ku.
Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin.
Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Kamis, 07 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar